CYBER MEDIA

CYBER MEDIA

Minggu, 29 November 2015

FEATURE



CYBER MEDIA
FEATURE




 disusun oleh :

 Dieny Rahmi Kumala  
132050285




ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2015


Kata Pengantar

            Puji dan syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkah limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai Feature.

            Makalah ini dibuat dengan berbagai riset dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

            Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan mendasar pada makalah ini.Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya . Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk menyempurnaan makalah ini selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.


Bandung,   November 2015


Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Dewasa ini, Jurnalistik sebagai komponen dari Komunikasi semakin digemari dan digandrungi, Dalam Jurnalistik terdapat beragam jenis, termasuk Feature salah satunya. Yang mana gaya penulisannya yang ringan dan mudah dimengerti banyak digemari oleh pembaca dan membuat pembaca lebih tertarik untuk membaca. Menurut teori jurnaistik, feature termasuk ke dalam kelompok atau rumpun news. Feature termasuk kedalam kategori soft news atau berita ringan dan berita lunak yaitu dalam segi atau teknik penyajiannya. Tulisan feature yang paling terkenal adalah kisah nyata, kisah perjalanan, tips and trik, biografi.  Berdasarkan atas apa yang sudah dijelaskan di latar belakang ini, dalam bahasan kemudian akan lebih digali tentang apa feature itu.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Feature?
1.2.2        Bagaimana Sejarah Feature?
1.2.3        Apa saja ciri ciri Feature?
1.2.4        Apa saja jenis jenis Feature?
1.2.5        Bagaimana Contoh dari penulisan Feature ?

1.3  TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Feature sehingga makalah ini dapat bermanfaat kedepannya.

BAB II PEMBAHASAN

1.3.1        Pengertian Feature?
Feature adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca. (LeSPI, 1999-2000). Sisi-sisi kemanusiaan atauhuman interest merupakan aspek yang paling dominan dalam sebuah produk tulisanfeature. Pengertian feature yang demikian sebetulnya tidaklah begitu saklek karena masing-masing penulis memiliki arti tersendiri. Dalam penulisan feature, kehendak, opini atau subyektifitas pandangan penulis sangat mungkin untuk dimasukan, meskipun tidak secara mencolok. Opini itu tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan contoh-contoh, serta penyertaan nara sumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.
Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan bahwa para ahli jurnalistik belum ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing-masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang pengertian feature. Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan news, artikel (opini), kolom, dan analisis berita.
Menurut Daniel R. Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan. Maksudnya, tiap orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam kata-kata. Ada pula sebuah definisi yang mengatakan bahwa feature adalah adalah tulisan dalam media massa yang bersifat lebih bebas dan disusun dengan mengandalkan gaya individual.
Istilah feature yang setiap hari terdengar diruangan redaksi, memiliki berbagai arti. Ia merupakan “bak sampah” para redaktur, dimana tulisan-tulisan yang tidak layak berita ditampung disini untuk dijadikan feature.
Menurut Charnley, istilah feature sebenarnya mencakup juga beragam berita yang mengandung isi yang nonimajinatif maupun yang nonemotif. Dalam arti luas, katanya, akan amanlah jika dikatakan bahwa feature adalah berita yang bahannya dipilih untuk disajikan terutama karena unsur beritanya bukan ditekankan pada aktualitas.
Pendekatan Charnley ini mengurangi pemberian tekanan pada nilai-nilai emosional yang terdapat dalam defenisi Mckinney, maupun pada unsure aktualitas yang terdapat dalam berita-berita formal. Pendekatan tersebut sebaliknya menyatakan bahwa aktualitas bukan ciri dominan sebuah berita feature, baik bagi media sendiri maupun bagi konsumen. Perhatian yang sesungguhnya terpusat pada satu atau lebih dari unsure lain. secara spesifik, kalangan redaktur menunjuk semua jenis berita berikut yaitu: sebagian punya nilai berita dan sebagian lagi tidak. (Prof.DR. Muhammad Budyatna, M.A.: 221).
Feature merupakan  bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa.
Jadi, Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ‘’mengisahkan sebuah cerita’’. Itulah kunci perbedaan antara berita ‘’keras’’ (spot news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu.
1.3.2        Fungsi Feature
Dengan kedudukan yang sangat penting dan tak tergantikan tersebut, maka fungsi feature mencakup lima hal :
1.      Sebagai pelengkap sekaligus variasi sajian berita langsung (straight news)
2.      Pemberi informasi tentang situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi
3.      Penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan
4.      Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa
5.      Sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak.
Syarat menjadi penulis feature
1.      Memiliki imajinasi yang kuat dalam membaca masalah ataupun peristiwa yang memungkinkan dia menemukan kisah yang mengena dihati publik
2.      Punya keteraturan dalam berpikir
3.      Punya kemampuan untuk research
4.      Memiliki keterampilan (cerdik) dalam menentukan polatulisan atau struktur sehingga laporan itu jelas dan memikat
5.      Pandai berbahasa baik dan benar, serta kreatif menggunakan katadan menyusun kalimat
6.      Memiliki kemampuan observasi yang tajam
7.      Punya pengetahuan umum yang luas
8.      Memerlukan dukungan perpustakaan dan dokumentasi yangbaik(lengkap)
9.      Jujur.


1.3.3        Ciri ciri Feature
1. Lengkap Sebuah feature disebut lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu peristiwa, dan memadukan jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian , dan kesimpulan atau penutup (punch).

2. Melawan Kebasian Feature dapat menjadi alat ampuh melawan kebiasaan berita. berita hanya berumur 24 jam. Dengan feature, sebuah berita dapat dipoles menjadi menarik kembali dan tetap aktual.

3. Non Fiksi Feature merupakan pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan memebrikan gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa atau suatu objek.

 4. Bagian Dari Media Massa Sebuah feature harus disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan buletin) maupun elektronik (televisi dan radio, kalau sekarang web dan blog termasuk juga khan...?)

5. Panjang tak Tentu Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah feature, sehingga tulisanfeature sangat bervariasi tergantung penulisnya. Panjang pendeknya sebuah featuretergantung pada penting-tidaknya peristiwa, menariknya aspek yang diungkap, dan bagaimana penulis berusaha mewarnai feature sehingga memikat dari awal sampai akhir.


1.3.4        Jenis jenis Feature
o   Feature Berita
Yaitu suatu feature yang lebih banyak mengandung unsur beritanya, dan berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Feature ini biasanya adalah merupakan pengembangan dan pendalaman (News analisys) dari sebuah Straight News atau issue yang masih menjadi perhatian publik.
o   b.     Feature Opini
Feature jenis inipun biasanya terkait secara langsung atau tidak langsung dengan isu-isu yang masih aktual tentang sebuah peristiwa, sebuah ide/gagasan, atau sebuah statemen (pernyataan) orang penting, dan lain-lain. Bisa juga termasuk ke dalam jenis ini adalah artikel tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fenomena kehidupan sosial-ekonomi, politik, kebudayaan, kesusteraan, dan lain-lain.
o   c.     Feature Human Interest
Yaitu Feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan pembaca, seperti kegembiraan, kejengkelan, bahkan kebenciannya. Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, suka-duka menjadi dai di wilayah pedalaman, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan.
o   d.     Feature Profil Tokoh (biografi)
Featur biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang, terutama kalangan tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa, atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban umat manusia, senantiasa mendapat tempat yag terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah di seluruh dunia. Misalnya, riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi. Itu sebabnya, kita bisa menuliskan tentang profil para pemimpin Islam di masa lalu, misalnya. Atau kita juga bisa cerita tentang kisahnya al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang menemukan angka nol.
o   e.     Feature Perjalanan/Petualangan
Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan yang dirasakan selama perjalanan itu. Feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat yang di nilai memiliki daya tarik tertentu.
Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat menonjol dengan sudut pandang “aku” atau “kami”. Misalnya, tentang perjalanan menunaikan ibadah haji.
o   f.      Feature Sejarah
Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat. Berbagai tempat dan peninggalan bersejarah, sejak ribuan tahun silam hingga satu abad terakhir, baik dalam lingkup internasional dan nasional maupun dalam lingkup regional dan local, senantiasa menjadi objek cerita feature yang amat menarik. contohnya tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI,  peristiwa Keruntuhan Khilafah Islamiyah, sejarah tentang Istana al-Hamra dan benteng Granada. ‘Melongok’ kejayaan Islam di masa lalu. Sejarah tentang kekejaman tentara Salib saat membantai kaum muslimin, sejarah pertama kali Islam masuk ke Indonesia dan sebagainya.Feature sejarah yang baik, mampu membawa pembacanya ke masa silam. Seolah para pembaca ikut masuk ke dalam peristiwa sejarah yang dibacanya.
o   g.     Feature Tips
Feature ini dikenal juga dengan informasi how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, seni mendidik anak, panduan memilih perguruan tinggi, cara mengendarai bajaj, teknik beternak bebek, seni melobi calon mertua dan sebagainya.
1.3.5        Contoh Feature
BERALIH KE HIDUP SEHAT 
1448193349061.jpg
Fajar ketika melakukan kegiatan rutinnya, berolah raga.
Lokasi street work Saparua.
Dewasa ini, kita sering kali menjumpai kehidupan yang bisa dibilang tidak sehat, tidak sehat dalam artian tidak seharusnya hidup dalam situasi dan lingkungan seperti misalnya makan makanan yang tidak bergizi, kelebihan kalori, terlalu sering begadang, mengkonsumsi alcohol atau merokok, sex bebas, tidak berolah raga dan lainnya. Narasumber yang bernama Fajar Wira Muhammad ini telah beralih pada fase dimana kita bisa menyebutnya sebagai hidup sehat.  Dengan rutin dan terjadwal, Fajar begitu ia kerap disapa telah berkomitmen pada dirinya sendiri untuk berubah.
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan ini beralih ke hidup sehat kurang lebih dua atau tiga tahun yang lalu. Diawali karena kesadaran dirinya sendiri, akhirnya ia memutuskan untuk berubah. Berubah pada kehidupan yang lebih baik lagi, salah satunya yaitu belajar lalu menerapkan tata cara hidup sehat. “saya juga menyadari, bahwa hidup sehat itu amat sangat penting bagi manusia, mengapa? Karena pada saat sehat itu sudah kita miliki , maka sehat itu menjadi mudah dan murah” jelasnya. Karena masih menurutnya juga, hidup sehat adalah sebuah investasi jangka panjang. 
Komitmen dan menikmati prosesnya adalah kunci kesuksesan yang dipegang oleh Fajar. Menurutnya, tidak jarang jika lingkungan sedikit banyak mempengaruhi proses beralih ke hidup sehatnya ini “contohnya saja ketika teman teman makan seblak atau gorengan, ya gak apa apa, karena kita punya goal, punya tujuan, mindset kita sekali lagi dirubah, ingat ini untuk kesehatan kita, jadi kita kembali lagi harus enjoy dan menikmati, maka segalanya akan berjalan sesuai yang diharapkan oleh kita” lanjutnya.
Manfaat dari hidup sehat jelas terasa oleh laki laki asal Cirebon ini, diantaranya yaitu kekebalan tubuh yang kuat sehingga tidak mudah terserang penyakit. Serta bentuk tubuhnya yang bisa dibilang lebih bagus dibanding teman teman yang lainnya. Selain itu, walau usia Fajar 21 tahun, tapi usia biologisnya 16 tahun, maksudnya sel sel yang ada dalam tubuhnya sama dengan anak yang berusia 16 tahun. Selain pola makan, nutrisi, gizi, kalori dan karbohidrat yang seimbang, Fajar juga mengimbanginya dengan berolah raga. Menurutnya bentuk tubuhnya saat ini hanyalah bonus dari apa yang sudah dilakukannya
Ternyata ada cita cita mulia mengapa Fajar beralih pada hidup sehat, inginnya agar kelak ketika sudah tua nanti dia tidak menyusahkan orang orang disekitarnya “dan saya masih bisa bermain dengan anak dan cucu saya, tidak hanya menonton, tapi ikut bermain, dan juga bisa menginspirasi anak dan cucu saya ” terangnya. Agar bisa sehat sampai hari tuanya juga salah satu tujuan dari hidup sehatnya ini.
Harapan dan dukungan diberikannya untuk teman teman yang ingin beralih pada gaya hidup sehat “Harapan saya semoga teman teman bisa ikut berubah, karena ini investasi jangka panjang, dan semoga tidak ada lagi obesitas di Indonesia” Fajar juga sangat menghargai orang orang yang ingin berubah, maka tak sering ia dengan senang hati membagikan ceritanya pada teman teman yang ingin tahu atau bertanya tentang fase perubahannya itu.
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Feature adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca. (LeSPI, 1999-2000). Sisi-sisi kemanusiaan atauhuman interest merupakan aspek yang paling dominan dalam sebuah produk tulisanfeature. Pengertian feature yang demikian sebetulnya tidaklah begitu saklek karena masing-masing penulis memiliki arti tersendiri. Dalam penulisan feature, kehendak, opini atau subyektifitas pandangan penulis sangat mungkin untuk dimasukan, meskipun tidak secara mencolok. Opini itu tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan contoh-contoh, serta penyertaan nara sumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.
Feature merupakan  bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa.

Daftar Pustaka


Senin, 23 November 2015

Konvergensi Media



Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.
Konvergensi jaringan adalah koeksistensi efisien telepon, video dan komunikasi data dalam satu jaringan. Penggunaan beberapa mode komunikasi dalam jaringan tunggal menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas bukan tidak mungkin dengan prasarana yang terpisah.
  • Perkembangan konvergensi media
Konvergensi pada umumnya berarti persimpangan media lama dan baru. Henry Jenkins menyatakan bahwa konvergensi adalah,
Aliran konten di platform beberapa media, kerja sama antara industri beberapa media, dan perilaku migrasi khalayak media.[3]
Konvergensi media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong konsumen untuk mencari informasi baru. Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.
Gerakan konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi isi/ konten).[3] Teori konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006, menyatakan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.[3]
Pendorong konvergensi media
  • Perubahan perilaku konsumen:
    • Pada tahun 2009 sebuah penerbitan surat kabar media di Amerika SerikatThe Boston Globe menunggu nasib untuk ditutup atau diteruskan oleh investor baru.[4] Performa koran yang sudah berusia 137 tahun itu terus merosot karena perubahan perilaku konsumen membaca berita.[4] Oplah menurun 14 persen dalam enam bulan pada tahun 2009.[4]
    • Tahun 2009 di Amerika Serikat merosotnya sirkulasi dan pendapatan dari iklan juga memaksa surat kabar Tribune Co. memutuskan hubungan kerja 61 orang dari 205 tim berita The Baltimore Sun.[4] Sepekan sebelumnya, Chicago Tribune juga merumahkan 53 karyawan ruang redaksi.[4]
  • Harga bahan baku koran semakin mahal.[4]
Pendukung konvergensi media
Bentuk media baru akibat konvergensi media
Munculnya fenomena konvergensi media ini, memaksa media konvensional melebarkan sayap dan masuk kedalam jaringan internet untuk dapat mempertahankan atau memperluas bisnisnya.[1] Jurnalisme konvergensi melibatkan kerjasama antara jurnalis media cetak, media siar, dan media Web (daring) untuk menghasilkan berita terbaik yang dimungkinkan, dengan menggunakan berbagai sistem penyampaian.[1] Hal ini menyebabkan berkembangnya media konvensional menjadi digital.[1]
Di dunia, contoh bentuk diversifikasi media dari bentuk konvensionalnya menjadi bentuk digitalnya terdapat pada contoh berikut:

| align="center" style="background:#E0FFFF;"|Media Konvensional | align="center" style="background:#E0FFFF;"|Media Baru |- | align="left"|Liputan 6 (Program acara berita di televisi)||Situs Liputan 6 (www.liputan6.com) |- | TIME (Majalah berita Amerika Serikat)||Situs Majalah TIME (www.time.com/time) |- | Trax FM (Radio swasta di Indonesia)||Radio online Trax FM (www.traxonsky.com) |- | Media Indonesia (Surat kabar Indonesia)||Surat kabar digital (epaper.mediaindonesia.com) |- | House (serial televisi) (Program serial televisi)||Televisi online (http://www.fox.com/house/) | |}
Aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu menjembatani jalur transportasi pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Akibatnya muncul jurnalisme online yang membuat wartawan untuk terus-menerus memperbaharui informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan.[5] Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya adalah berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan untuk segera memasukan informasi baru tanpa terkendala lagi oleh mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang
Berbicara tentang implikasi (akibat, dampak, atau pengaruh) dari konvergensi media tentu banyak sekali. Konvergensi media memiliki implikasi positif dan negatif. Implikasi positifnya :
–          Konvergensi media memperkaya informasi secara meluas tentang seluruh dunia karena ada akses internet.
–          Memberikan banyak pilihan kepada masyarakat pengguna untuk dapat memilih informasi yang diinginkan sesuai selera, contohnya saja adalah televisi interaktif dan televisi multisaluran dimana pengguna memilih sendiri program siaran yang disukai. Sehingga penggunaan teknologi konvergensi menjadi lebih personal.
–          Lebih mudah, praktis dan efisien. Tidak perlu punya dua media kalau ternyata bisa punya satu media saja dengan dua fungsi.
–          Timbulnya demokratisasi informasi dimana semua orang bisa mengakses informasi secara bebas dan luas dengan berbagai cara dan bentuk.
–          Dalam implikasi ekonomi, konvergensi berpengaruh terhadap perusahaan dan industri teknologi komunikasi karena mengubah perilaku bisins. Keuntungan yang didapat dari hasil konvergensi media sangat menguntungkan dan memajukan perusahaan. Selain itu, mudahnya akses informasi membuat industri dan perusahaan semakin mudah dan cepat mengantisipasi tantangan, kebutuhan baru konsumen serta persaingan yang mengetat.
– Di bidang pekerjaan, jelas sekali di jaman sekarang ini jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi digandrungi banyak orang dan peminat seperti hal-hal yang berbau IT atau sistem informasi, menurut saya hal ini menjadi bukti kuatnya teknologi dalam kehidupan manusia.
–          Masyarakat mendapatkan informasi lebih cepat. Contohnya, para pembaca berita online hanya dengan mengklik informasi yang diinginkan di komputer maka sejenak informasi itu pun muncul.
–          Interaktif. Masyarakat bisa langsung memberikan umpan balik terhadap informasi-informasi yang disampaikan. Media konvergen memunculkan karakter baru yang makin interaktif, dimana penggunanya mampu berkomunikasi secara langsung dan memperoleh konsekuensi langsung atas pesan (Severin dan Tankard, 2001: 370).
–          Konvergensi media menyediakan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi secara visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001: 27).
Konvergensi media juga tidak terlepas dari implikasi negatif, yaitu :
–          Perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dan cybersociety). Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis. Menurut saya teknologi yang praktis memang bagus karena mempercepat dan memudahkan, namun hal ini juga bisa menjadi buruk jika kita tidak bijak menggunakannya,mengapa? Karena dengan adanya praktis kita cenderung menjadi orang yang “malas” dimana segala yang otomatis akan mempercepat hilangnya pekerjaan karena pekerjaan manusia sudah bisa digantikan dengan teknologi yang canggih.
–          Munculnya masyarakat digital/ masyarakat maya. Kemajuan teknologi konvergensi yang maju telah mempersempit jarak dan mempersingkat waktu. Jarak dan waktu sudah bukan masalah lagi, misalnya anda di Eropa dengan saya di Asia bisa saling berkomunikasi saat itu juga melalui internet atau media lainnya tanpa perlu bertemu langsung. Hal ini menimbulkan masyarakat maya dimana komunikasi langsung secara face to face sudah tidak diminati lagi. Pendapat saya ini diperkuat dalam buku berjudul Handbook of new media: social shaping and social consequences of ICTs, dikatakan bahwa media konvergen menyebabkan derajat massivitas massa berkurang, karena komunikasinya makin personal dan interaktif (Lievrouw dan Livingstone, 2006: 164).
–          Media cetak/media tradisional/media konvensional mulai kalah dengan media modern/media baru/ media online.
–          Kesenjangan sosial yang semakin besar.
Adanya dampak positif dan negatif dari konvergensi media pada akhirnya menimbulkan tantangan-tantangan baru yaitu :
–          Menurunnya media cetak, dimana media tradisional atau konvensioanal tertinggal sehingga pers tradisional digantikan oleh pers online. Dalam media digital wartawan bebas mengupdate informasi secara langsung dengan teknologi konvergensi, akibatnya fungsi editor berkurang dalam pers. Masyarakat melalui media digital dapat mengetahui berita pada waktu sesungguhnya atau pada saat peristiwa berlangsung, hal ini berbeda dengan media cetak yang harus menunggu keesokan harinya agar berita dapat disebarluaskan. Contoh konvergensi dalam hal ini seperti www.detik.com dan www.lintasberita.com . Ditambah lagi pemerintah juga sudah memanfaatkan teknologi konvergensi ini dengan membuka laman internet untuk publikasi informasi. Maka dari itu hal ini menjadi tantangan media massa konvensional agar tidak terus ketinggalan dengan media digital dan harus mengembangkan manajemen pemberitaannya menjadi lebih cepat, akurat, lengkap dan dapat segera diakses masyarakat di seluruh dunia.
–          Berkurangnya interaksi sosial secara langsung menyebabkan komunikasi yang tidak efektif. Hal ini sebagai tantangan dari dampak negatif konvergensi media dimana face to face mulai tidak diminati lagi, orang lebih cenderung suka berkomunikasi lewat media. Akibatnya adalah hilangnya social presence sehingga komunikasi tidak efektif. Mengapa tidak efektif? karena tidak melihat dan merasakan langsung ekspresi wajah serta bahasa tubuh lawan bicara yang akhirnya malah akan timbul kesalahpahaman isi pesan. Contohnya, sekarang orang lebih suka berbicara melalui ponsel dibandingkan bertemu langsung, alhasil resiko adanya misunderstanding semakin besar.
–          Timbulnya kesenjangan sosial yang semakin besar merupakan tantangan bagi konvergensi media. Dulu perbedaan kelas-kelas sosial dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, dst, namun di masa digital kini, perbedaan kelas sosial semakin jelas terlihat karena dipengaruhi oleh kemampuan akses informasi seseorang. Contohnya, masyarakat di perkotaan dengan yang tinggal di pedesaan memiliki perbedaan dalam mengakses teknologi, dimana masyrakat di kota lebih cepat dan mudah dalam mengakses teknologi dibanding di pedesaan.
–          Hal lain yang menjadi tantangan konvergensi media adalah kesiapan masyarakat agar tidak menimbulkan cultural schock. Perkembangan teknologi seperti konvergensi media merupakan hal baru dan canggih bagi masyarakat, namun kadang sebagian masyarakat belum siap dengan inovasi teknologi ini baik siap secara ekonomi maupun secara pengetahuan. Maka dari itu, perusahaan-perusahaan yang menyediakan teknologi ini harus benar-benar memikirkan daya kesiapan masyarakat dengan hal yang baru, harus sepintar mungkin mengadaptasikan teknologi ini kepada masyarakat. Tantangan lainnya adalah latar belakang budaya dan kebiasaan teknologi masyarakat. Para pelaku konvergensi media harus bisa menyesuaikan teknologi konvergensi media ini dengan budaya-budaya yang ada dalam masyarakat.
–          Tantangan selanjutnya adalah antara konvergensi dengan peraturan (regulasi). Dalam hal ini pemerintah selaku regulator bertanggung jawab penuh dalam menciptakan peraturan untuk melindungi seluruh masyarakat dari pengaruh negatif media dan mengatur kebebasan konvergensi media agar tetap pada batasnya. Hal ini diharuskan agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang merugikan satu pihak dimana biasanya para pengguna/masyarakatlah  yang menjadi korban konvergensi.
Regulasi berkaitan dengan seberapa jauh hak masyarakat dalam menggunakan/ mengakses media konvergensi serta seberapa jauh distribusi media konvergensi dapat dijangkau oleh masyarakat. Isi media konvergen juga harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Kesimpulan saya, sudah jelas di tahun 2011 ini perkembangan teknologi tiada berhenti berkembang. Tahun berganti tahun kedepan perkembangan teknologi terjadi, pengetahuan manusia berkembang hari demi hari yang akhirnya menghasilkan inovasi kreatif dan kemajuan teknologi terus menerus. Konvergensi media merupakan bukti kedinamisan dunia yang selalu mengalami perubahan. Perkembangan yang terjadi memang akan menghasilkan masyarakat yang modern apalagi dengan konvergensi media ini, namun perlu digaris bawahi bahwa kemajuan yang ada juga harus disertai regulasi yang mengatur, mengapa? Karena regulasi sudah hampir ketinggalan dari perkembangan teknologi. Jangan sampai kemajuan besar-besaran yang canggih menjadi terlalu bebas sehingga tidak mempertimbangkan dan memperhatikan nilai sosial budaya, nilai moral dan etika yang ada di masyarakat. Perlu diingat pula bahwa teknologi hanya membantu memudahkan aktivitas masyarakat, bukan berarti menjadi mendarah daging sampai ketergantungan teknologi. Contohnya karena ada media konvergen, manusia jadi cenderung “malas” dan serba praktis. Maka dari itu kita harus pintar dan bijaksana dalam menggunakannya serta berhati-hati agar tidak terjebak dalam hal ini.

Source :